11 Agustus 2016

Membangun Karakter Anak Usia Dini

Karakter bangsa sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya (SDM), oleh karena itu karakter yang berkualitas perlu dibina sejak usia dini agar anak terbiasa berperilaku positif.  Kegagalan penanaman kepribadian yang baik diusia dini akan membentuk pribadi  yang bermasalah  di masa yang akan datang ketika anak telah menjadi dewasa.





MEMBANGUN KARAKTER ANAK USIA DINI

Karakter bangsa sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya (SDM), oleh karena itu karakter yang berkualitas perlu dibina sejak usia dini agar anak terbiasa berperilaku positif.  Kegagalan penanaman kepribadian yang baik diusia dini akan membentuk pribadi  yang bermasalah  di masa yang akan datang ketika anak telah menjadi dewasa.

Karakter adalah watak, sifat, atau hal-hal yang sangat mendasar yang ada pada diri seseorang sehingga membedakan seseorang daripada yang lain. Sering orang menyebutnya dengan tabiat atau perangai. Apapun sebutannya, karakter adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran, perasaan, dan perbuatannya.

Ibarat  pisau bermata dua, karakter memiliki kemungkinan dua sifat yang berbeda atau saling bertolak belakang, misalkan seorang anak yang memiliki percayan diri tinggi akan menumbuhkan sifat berani sebagai buah rasa percaya dirinya atau justru sebaliknyya memunculkan sifat sembrono, kurang perhitungan karena terlallu yakin akan kemampuannya.
Betapa besar pengaruh karakter dalam kehidupan seseorang,  oleh karena itulah pembentukan karakter harus dilakukan sejak usia dini

PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK
Taburlah satu pikiran positif, maka akan menuai tindakan.
Taburlah satu tindakan, maka akan menuai kebiasaan.
Taburlah satu kebiasaan, maka akan menuai karakter.
Taburlah satu karakter, maka akan menuai nasib
(Anonim)

Membangun karakter ibarat mengukir, sifat ukiran  adalah melekat kuat diatas benda yang diukir, tidak mudah usang tertelan waktu atau aus karena gesekan, menghilang ukiran sama dengan menghilangkan benda yang diukir tersebut. Seperti halnya proses membangun karakter pada anak juga ibarat mengukir atau memahat  jiwa sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, dan antara satu dengan yang lain. Dengan demikian, dalam pendidikan karakter,  setiap anak memiliki potensi untuk berperilaku positif atau negatif

FAKTOR  BAWAAN  DAN LINGKUNGAN
Ada dua faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter yaitu bawaan dari dalam diri anak dan pandangan anak terhadap dunia yang dimilikinya, seperti pengetahuan, pengalaman, prinsip-prinsip moral yang diterima, bimbingan, pengarahan, dan interaksi (hubungan) orang tua – anak. Lingkungan yang positif  akan membentuk karakter yang positif pada anak.

Karakter berhubungan dengan perilaku positif yang berkaitan dengan moral yang berlaku, seperti kejujuran, percaya diri, bertanggung jawab, penolong, dapat dipercaya, menghargai, menghormati, menyayangi dan sebagainya.  Pada dasarnya setiap anak  memiliki semua perilaku positf tersebut,  sebagaimana telah ditanamkan Sang Pencipta didalam kodratnya. Masalahnya,  kemampuan dasar yang terdapat didalam diri anak itu tidak bisa berkembang dengan sendirnya, melainkan harus dikembangkan dengan sungguh-sungguh melalui pengasuhan dan bimbingan yang positif dari orang tua (ayah –Ibu).  Jika setiap anak dan keluarga memiliki karakter positf, maka akan tercipta pula bangsa yang dapat hidup rukun sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.

ORANG TUA YANG BERKARAKTER MENUMBUHKAN  ANAK  YANG BERKARAKTER
Seseorang tidak dapat membantu orang lain jika ia tidak dapat membantu dirinya sendiri. Seperti halnya orang tua yang berkeinginan menumbuhkan karakter  positif dalam diri anak. Karena pada dasarnya anak lebih mudah  belajar sesuatu melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain atau lingkungan sekitarnya, bukan sekedar mendengarkan kata-kata.

PEMBENTUKAN KARAKTER SEJAK DINI
Masa usia dini adalah masa keemasan, artinya masa tersebut merupakan masa terbaik dalam proses belajar yang hanya sekali dan tidak akan pernah terulang kembali.  Pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini berlangsung sangat cepat dan akan menjadi  penentu bagi sifat atau karakter anak ketika dewasa. Peran orang tua pada masa ini tidak dapat digantikan oleh siapapun, bila masa ini gagal dimanfaatkan dengan baik sama artinya menyia-nyiapan kesempatan pada masa keemasan tersebut,  karena  pembentukan dilakukan pada usia remaja  akan mengalami kesulitan. 

PEMBENTUKAN KARAKTER BERLANGSUNG SEUMUR HIDUP
Kondisi pribadi  sehari –hari orang tua merupakan awal proses pembentukan karakter seorang anak, karena orang tua merupakan figur yang berpengaruh untuk menjadi panutan, keteladanan, dan diidolakan atau ditiru anak.   Karena pendidikan watak yang terjadi secara berkelanjutan, terus menerus dalam perjalanan umur anak.

PEMBENTUKAN KARAKTER YANG BERLANGSUNG SEUMUR HIDUP
Proses selanjutnya  adalah memberikan pemahaman dan contoh perilaku kepada anak tentang baik dan buruk, benar atau salah, mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan.  Anak juga perlu diajarkan bagaimana memilih sesuatu yang baik, ssehingga ia bisa  mengerti  tindakan apa yang harus diambil, serta mampu mengutamakan hal-hal  positif untuk dirinya. Untuk itu diperlukan suasana pendidikan  yang menganut prinsip 3 A yakni  Asih (kasih), Asah (memahirkan), dan Asuh (bimbingan).  Anak akan tumbuh  dengan baik  jika mendapatkan perlakuan kasih sayang, pengasuhan  yang penuh  pengertian, serta dalam situasi yang dirasakan nyaman dan damai.

MENCINTAI ANAK TANPA SYARAT
Anak  akan mengembangkan kehidupan sosialnya secara sehat jika dalam diri mereka ada perasaan berharga, berkemampuan, dan pantas untuk dicintai. Setiap anak membutuhkan perhatian, sapaan, penghargaan positif, dan cinta tanpa syarat sehingga anak dapat mengembangkan  seluruh kemampuan yang ada dalam dirinya dengan baik. Berdasarkan pengalaman ini anak juga akan memperlakukan orang lain dengan cinta dan perhatian,  memperlakukan orang lain secara positif sesuai dengan nilai-nilai moral yang diperoleh.  Anak akan memahami teman-tamannya juga pantas dihargai, dicintai, dan diperhatikan seperti dirinya.

Menunjukkan cinta tanpa syarat bukan berarti orang tua tidak boleh menegur perbuatan negatif anak. Orang tua tetap harus menegur  dan memberi pemahaman untuk membedakan perbuatan yang  dilakukan dengan pribadi anak itu sendiri. Tunjukan kesalahan sikap atau perbuatannya sekaligus tetap menghargainya sebagai anak. Cinta tanpa syarat berpusat pada “pribadi” anak, sehingga pendisiplinan berfokus pada perilaku atau sikap tertentu anak.

Semoga ulasan ini dapat menambah wawasan orang tua akan arti pentingnya  keberadaan mereka di tengah pembentukan karakter anak,  dan arti pentingnya pembentukkan karakter sedini mungkin bagi anak untuk mempersiapkan manusia tangguh dan generasi bangsa yang mampu menerima estafet keberlangsungan bangsa. 

Semoga....................

Sumber : Seri bacaan orang tua (Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Non formal Informal,                                                           Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan )

0 komentar:

Posting Komentar