Kita mengetahui bahwa semua orang selalu menginginkan nasib baik, namun yang menjadi pertanyaan ialah : mengapa masalah nasib baik ini tidak pernah diriset ataupun dirumuskan untuk menemukan pola nasib baik yang disajikan kepada seluruh masyarakat agark mempermudah pencapaiannya.
ARTI NASIB BAIK DALAM SIKAP MENTAL WIRAUSAHA
Kita mengetahui bahwa semua orang selalu menginginkan nasib baik, namun yang menjadi pertanyaan ialah : mengapa masalah nasib baik ini tidak pernah diriset ataupun dirumuskan untuk menemukan pola nasib baik yang disajikan kepada seluruh masyarakat agark mempermudah pencapaiannya.
KERAJINAN BERDAYA UPAYA & KEMAMPUAN MENYERGAP KESEMPATAN
Nasib baik adalah titik pertemuan keseimbangan antara kesempatan dan keahlian. Keseimbangan itu hanya dapat dicapai melalui titik pertemuan yang disebut kerajinan berdaya upaya. Dalam rumus ini ditemukan bahwa nasib baik tidak akan pernah melekat pada orang yang malas, tetapi lebih melekat pada orang yang mampu melihat dan menyergap kesempatan dengan rajin berdaya upaya memanfaatkan ketajaman penglihatan mental dengan semakin meningkatnya mutu keahlian.
Kesempatan dan keahlian memerlukan proses yang disebut proses pendidikan yang memerlukan waktu bertahun-tahun. Hal tersebut sesuai dengan hasil riset yang dilakukan oleh Charles Schreiber (seorang arsitek) dimana disampaikan bahwa hasil rejeki setiap orang ditentukan oleh tingkat kerajianan berdaya upaya dengan memanfaatkan waktu dari 24 jam seharinya; sedangkan sisanya yang 60% ditentukan oleh sikap mental seseorang atau kekuatan mental.
KESIAPAN DAN KEWASPADAAN MENTAL
Keahlian didapat dari pendidikan sekolah melalui proses intelektualitas atau kecendekiaan. Kesempatan tidak pernah menampakan diri secara fisik, oleh sebab itu kesempatan tidak pernah dapat dilihat oleh mata tetapi hanya dapat dilihat oleh kesiapan dan kewaspadaan mental. Setelah orang mampu menggunakan kewaspadaan mental maka dia akan dapat melihat berbagai kesempatan, barulah akan mampu menyergap kesempatan untuk kemudian dikombinasikan dengan keahlian serta kemampuan berdaya upaya itu.
CARA BERPIKIR MERUPAKAN SUMBER HASIL KEHIDUPAN
Karena sikap mental adalah produk dari kebiasaan sikap berpikir, maka nasib baik dengan demikian sangat tergantung dari cara berpikiran manusia. Manusia diberi peralatan berpikir oleh Tuhan untuk memilih beriman atau tidak beriman. Yang dapat mengukur keimanan adalah diri sendiri dan didalam keimanan itulah terkandung kewajiban berbuat kebaikan yang mengandung nasib baik. Maka didalam memilih apapun memerlukan pula suatu keahlian tersendiri. Bilamana salah pilih akan berakibat fatal. Namun apabila sudah terlanjur salah pilih maka hal tersebut dapat dikoreksi untuk memperbaiki pilihan. Jadi cara berpikir merupakan sumber hasil kehidupan.
Didalam kehidupan rata rata umur manusia maksimal hanya 80 tahun, maka dengan cara terbaik untuk menghemat waktu adalah dengan menarik pelajaran dari pengalaman orang lain. Kesediaan untuk mencari tahu tentang keberhasilan orang lain adalah pelajaran yang paling berharga dalam hidup ini. Merantau juga merupakan sumber pendidikan yang amat berharga, oleh karena itu hendaknya kita mampu berimajinasi seolah-olah kita ini sedang merantau, dalam arti tanpa sanak saudara atau bantuan dari manapun.
Sumber : DR SUPARMAN SUMAHAMIJAYA
0 komentar:
Posting Komentar