16 Juli 2016

Proses Interaksi Sosial dalam Komunikasi

Interaksi sosial  adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah dan memperbaiki kelakukan individu yang lain,  atau sebaliknya. Dengan demikian antara individu yang berinteraksi s senantiasa merupakan hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi secara timbal balik pula (menurut H.Bonner dalam bukunya yang berjudul psikologi sosial).






PROSES INTERAKSI SOSIAL DALAM KOMUNIKASI


Interaksi sosial  adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah dan memperbaiki kelakukan individu yang lain,  atau sebaliknya. Dengan demikian antara individu yang berinteraksi s senantiasa merupakan hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi secara timbal balik pula (menurut H.Bonner dalam bukunya yang berjudul psikologi sosial).
Faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial:
1. Faktor Imitasi .
Imitasi merupakan suatu segi dari proses interaksi sosial yang menerangkan mengapa dan bagaimana dapat terjadi keseragaman dalam pandangan dan lingkah laku. 
Pada  mulanya seluruh kehidupan sosial berawal dari proses imitasi, misalnya saja kita amati bagaimana seorang anak belajar berbicara, mula mula seakan-akan mengimitasi dirinya sendiri, ia mengulang-ulang bunyi kata-kata seperti: ba-ba-ba atau la-la-la yang bertujuan untuk melatih fungsi lidah dan mulutnya untuk berbicara. Kemudian ia mengimitasi orang lain. 

Sebelum seseorang mengimitasi suatu hal terlebih dahulu haruslah terpenuhi beberapa syarat , yaitu:
Minat perhatian yang cukup besar akan hal tersebut,
Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang diimitasi,
Dapat juga orang-orang mengimitasi suatu pandangan atau tingkah laku karena hal itu mempunyai penghargaan sosial yang tinggi.
Jadi seseorang mungkin mengimitasi sesuatu karena ingin memperoleh penghargaan sosial didalam lingkungannya.

2. Faktor sugesti.
Proses dimana seseorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu,  yaitu  dimana seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya lalu diterima oleh orang lain.

Persyaratan yang memudahkan sugesti   terjadi pada  seseorang  yaitu:
Sugesti Karena hambatan pikiran:
Hal ini terjadi pada orang yang telah lebih berpikir atau pada orang yang sedang mengalami rangsangan-rangsangan emosional,  sehingga proses sugesti yang terjadi pada orang tersebut secara langsung menerima tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu segala pengaru atau pandangan-pandangan dari orang lain.
Sugesti karena pikiran terpecah-pecah (disosiasi):
Terjadi pada orang-orang  yang sedang mengalami  pemikiran yang terpecah-pecah.  Misalnya : seseorang yang sedang mengalami  kebingungan karena  dihadapkan pada kesulitan hidup yang terlalu kompleks,  sehingga ia lebih mudah terkena oleh sugesti  orang lain yang mengetahui  jalan keluarnya dari kesulitan yang  ia hadapi tersebut.
Sugesti karena otoritas atau prestise:
Cenderung terjadi pada orang-orang  yang sikapnya menerima pandangan –pandangan tertentu dari seseorang yang memiliki  kualitas tertentu,  sehingga dianggap otoritas dalam keahlian tersebut atau dari seseorang yang mempunyai  prestise sosial yang tinggi.
Sugesti  karena mayoritas:
Dalam hal ini seringkali orang cenderung akan menerima suatu pandangan atau ucapan bila  ucapan itu disokong oleh mayoritas;  oleh sebagian besar dari golongan, kelompok atau masyarakatnya.  Mereka cenderung untuk menerima pandangan itu tanpa  pertimbangan lebih lanjut,  karena jika kelompok atau golongan telah berpenddapat demikian,  iapun rela ikut berpartisipasipula.
Sugesti karena well  to believe:
Ialah diterimanya suatu sikap,  pandangan karena sikap atas pendangan  tesebut sebenarnya sudah terdapat  pada  yang bersangkutan tetapi dalam keadaan terpendam. Dalam hal ini isi dari sugesti  akan diterima tanpa pertimbangan lebih lanjut karena yang bersangkutan sudah terdapat suatu  kesediaan.  Untuk ha l tersebut

3. Faktor identifikasi
Idenitifikasi adalah suatu istilah psikologi sigmund freud,  yang menjelaskan bahwa cara-cara seorang anak belajar norma sosial  dari orang tuanya.

Proses terjadinya identifikasi :
Berlangsung secara tidak sadar (dengan sendirinya)
Secara irasional, berdasarkan perasaaan-perasaan
Berkembang  bahwa  identifikasi berguna untuk melengkapi sistem norma  dan cita-cita.

Setelah masa pubertas maka identifikasi  banyak dilakukan dengan orang lain daripada dengan orangtuanya dan mulai melepaskan identifikasinya dengan orang tua dan mencapai norma kehidupan sendiri. Tetapi  pada saat dewasa sering kali terjadi akan mengidentidikasinya dengan anak-anak (orang  yang lebih muda) sehingga terjadi suatu kondisi yang timbal balik yang merupakan ciri khas dalam interaksi sosial.

Sehingga  disini jelas bahwa interaksi hubungan sosial yang berlangsung pada identifikaasi  itu lebih mendalam daripada hubungan yang berlangsung melalui proses sugesti maupun imitasi.

4. Faktor simpati
Adalah perasaan tertariknya  seseorang terhadap orang lain yang timbul atas dasar penilaian perasaan. Perasaan simpati cukup nyata dalam hubungan persahabatan antara dua orang atau lebih.
Jadi pada simpati dorongan utamanya adalah ingin mengerti  dan  bekerjasama dengan orang lain,   sedangkan pada  identifikasi dorongan utamanya adalah ingin mengikuti, meniru jejak orang lain yang dianggap ideal bagi dirinya.


Sumber:  Kariyoso (Pengantar Komunikasi  Bagi Siswa Perawat)






0 komentar:

Posting Komentar