SIKAP MENGHADAPI MASALAH
Rasa tidak percaya diri dalam menghadapi suatu permasalahan akan membuat seseorang memandang suatu masalah atau kesulitan sebagai suatu bahaya bukan sebagai tantangan, yang akan menimbulkan rasa takut dan kuatir. Bahkan tidak jarang menggunakan berbagai cara yang berbeda beda dalam upaya melarikan diri dari masalah yang dihadapi, yang tentu saja tidak menyelesaikan masalah bahkan bisa memperbesar masalah atau menambah masalah baru.
Mungkin seseorang akan bertanya :
“Mestikah aku menoba melakukan sesuatu kalau aku sudah tahu bahwa aku akan gagal?”
“Mestikah aku melakukan hanya untuk membuktikan bahwa aku berani menghadapi realitas?”
Jawabnya tentu saja tidak, seorang jenderal tidak akan memasuki peperangan jika sudah dipastikan akan mengalami kekalahan. Namun orang yang pandai mempertimbangkan dan mempelajari suatu masalah seobyektif mungkin, kemudian ia akan bertanya pada diri sendiri :
“Apakah tantangan ini menarik bagiku?”
“bisakah aku mengatasinya sendiri?”
“Haruskah aku meminta bantuan orang lain untuk mengatasinya?”
“Sanggupkah aku mengatasinya sekarang, meskipun dengan bantuan orang lain?”
Setelah itu barulah ia bertindak sesuai dengan perhitungannya.
Menghindari situasi dimana kegagalan sudah pasti atau sangat mungkin adalah suatu hal yang bisa diterima. Ada baiknya kita memerlukan waktu untuk menarik diri dari pergulatan dengan persoalan persoalan dengan cara yang sehat, karena terkadang kita “ditimbuni” masalah sehingga perlu untuk mencari suasana lain. Hal ini sangat berbeda dengan melarikan diri dari setiap tantangan atau permasalahan yang terjadi, karena merasa tidak yakin akan diri sendiri (cara yang tidak sehat).
1. Kurang mengendalikan diri:
Menipu dan mengelabuhi diri dengan berbuat sesuatu yang sesungguhnya merupakan pelarian dari kenyataan. Seringkali perbuatan tersebut baik tetapi karena digunakan sebagai pelarian maka menimbulkan sikap yang tidak bijaksana.
2. Menggunakan alasan sakit:
Dari segala cara menghindar maka alasan sakit adalah yang paling efektif karena dianggap wajar , dan disini mendayagunakan rasa belas kasih setiap menghadapi masalah dan situasi yang tidak menyenangkan.
3. Hidup dalam dunia khayal:
Kebiasaan melamun sebagai pelarian ialah dengan mengganti sukses yang sejati dengan bayangan atau pemuasan semu, dengan menciptakan dunia menurut keinginan kita. Melamun tidak saja membuang waktu dan tenaga melainkan juga menyulitkan belajar memecahkan masalah dengan realistis.
Kebiasaan kebiasaan kosong yang hampir sama dengan melamun adalah:
Terus menerus membaca buku /cerita fiksi, berjam-jam mendengar kaset atau radio/TV tanpa melakukan aktifitas apapun, yang pada akhirnya akan merusak pandangan hidup dan menghalangi perkembangan kepribadian.
4. Berbuat kekanak-kanakan:
Perbuatan yang menuntut perhatian dengan bertingkah agar keinginan mereka dikabulkan. Jika perbuatan tersebut sering berhasil mereka maka akan dijadikan kebiasaan dan mereka takut untuk menjadi dewasa.
5. Sulit diajak bergaul:
Orang seperti ini menggunakan sepuruh hidupnya untuk melawan, bahkan untuk menjengkelkan orang yang mencintainya sekalipun, ia melakukan semuanya hanya untuk suatu pertentangan saja. Biasanya tipe orang seperti ini merasa dikekang ditekan atau dihalangi oleh orang lain atau oleh segala macam persoalan akibatnya ia merasa takut, curiga dan demdam. Untuk melepasakan diri dari perasaan tersebut ia berbuat seolah-oleh tidak ada sesuatu yang nyata.
Sikap seperti itu adalah keliru, usaha yang selalu melawan adalah usaha untuk menjadi bebas melepaskan diri dari perasaan yang tidak diketahuinya. Kita makhluk sosial dan hidup bersama orang lain, maka sikap seperti ini jelas sangat merugikan orang lain.
Cara sehat dan tidak sehat dalam menghadapi dan mengatasi masalah tergantung dari maksud yang bersangkutan, apakah mau menipu diri sendiri. Jika kita sadar bahwa dengan melarikan diri masalah tetap belum terselesaikan dan bersedia untuk kembali mencoba memecahkannya, maka penarikan diri untuk sementara itu sehat dan tidak merugikan.
SEMOGA BERMANFAAT
Sumber: Yayasan cipta loka caraka (Tantangan membina kepribadian)
0 komentar:
Posting Komentar