KOMPLEKSITAS SEORANG PEMIMPIN
Tidak dapat disangkal lagi bahwa keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Bahkan dapat diterima sebagai “truesme” apabila dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya.
Mutu kepemimpinan
Mutu barang dan/atau jasa yang dihasilkaan oleh suatu organisasi niaga misalnya, sangat dipengaruhi oleh sampai sejauh mana para manajer dalam organisasi mampu menjalankan fungsi-fungsi manajerialnya mulai dari penentuan tujuan dan berbagai sasaran, perumusan dan penentuan strategi organi sasi, strategi pemasaran, teknik promosi, pemeliharaan hubungan dengan para pemilik modal, karyawan, distributor dan agen, para pemasok dan pada akhirnya juga dengan para konsumen barang dan/atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi tersebut.
Hal senadapun dikatakan dalam organisasi dilingkungan pemerintahan yang tanggung jawab utamanya menyelenggarakan tugas-tugas pengaturan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat. Mutu peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar kerja para aparatur pemerintah sangat ditentukan oleh persepsi, wawasan dan profesionalisme para perumus peraturan perundang-undangan tersebut yang tentunya kemudian diikuti oleh berbagai kebijaksanaan teknis dan kebijaksanaan operasional sesuai dengan bidang dan tanggung jawab masing-masing. Demikian pula dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi “Clientele groups” suatu instansi. Agar pelayanan diberikan kepada masyarakat dengan cepat dan memuaskan tanpa mengabaikan kecermatan, ketelitian dan terjaminnya pengamanan kebijaksanaan pemerintah, maka mutu kepemimpinan memegang peranan yang sangat menentukan.
Mutu kepemimpinan dalam berbagai organisasi tersebut terlihat antara lain dalam kemampuan para pejabat pimpinan dalam organisasi untuk:
1. Memahami sepenuhnya berbagai faktor yang merupakan kekuatan bagi organisasi,2. Mengenali secara tepat berbagai bentuk kelemahan yang terdapat dalam organisasi,
3. Memanfaatkan berbagai peluang yang mungkin timbul,
4. Menghilangkan berbagai bentuk ancaman yang dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasarannya,
5. Memiliki sifat yang proaktif dan antisipatif terhadap perubahan yang pasti selalu terjadi, baik karena faktor-faktor intern maupun karena tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
6. Mendorong para bawahan sehingga mampu bekerja dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktifitas yang mendorong keberhasilan usaha,
7. Menciptakan cara dan iklim kerja yang mendukung wawasan kebersamaan dalam usaha pencapaian tujuan.
Kesemua hal diatas menuntut mutu kepemimpinan yang mencakup persepsi, wawasan, filsafat, perilaku dan gaya kepemimpinan. Demikian sentralnya faktor kepemimpinan dalam kehidupan organisasional sehingga dikatakan bahwa ia merupakan isu utama yang dihadapi oleh berbagai organisasi dewasa ini. Dan banyak dari kalangan berbagai organisasi menyelenggarakan program pendidikan dan latihan kepemimpinan, namun tidak ada jaminan bahwa dengan bermodalkan pengetahuan yang dimiliki mutlak merupakan faktor-faktor yang turut menopang keberhasilan kepemimpinan seseorang.
Peranan Kepemimpinan
Sudah barang tentu peranan seorang pimpinan tidak terbatas hanya pada koordinasi. Salah satu peranan kepemimpinan yang teramat penting dalam proses pengelolaan suatu organisasi adalah mengintegrasikan berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh berbagai satuan kerja dalam organisasi demi terjaminnya kesatuan gerak. Integrasi tersebut terwujud jika pimpinan mampu menjalankan komunikasi yang efektif. Tidak kalah pentingnya adalah kegiatan pemantauan yang dilakukan dengan penyelenggaraan fungsi pengawasan sebagai salah satu fungsi manajerial untuk diketahui sampai sejauh mana tingkat efesiensi, efektifitas dan produktivitas yang diinginkan dan ditetapkan tercapai sekaligus menemukan cara-cara mengatasi berbagai permasalahan, penyimpangan dan bahkan penyelewengan yang mungkin timbul.
Dalam kehidupan organisasional, berbagai peraturan, prosedur, mekanisme kerja dan sejenisnya tidak dimasudkan untuk menggantikan peranan kepemimpinan dalam orgnisasi. Hal-hal tersebut justru bersifat alat pembantu bagi pimpinan menjalankan kepemimpinan secara efektif.
0 komentar:
Posting Komentar