05 Juli 2016

Mekanisme Penyesuaian diri & pertahanan diri

Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak bisa terlepas dari pergaulan dimasyarakat,  namun tidak semua orang bisa dengan mudah masuk dalam lingkungan pergaulan yang baru. Ada sebagian orang yang mengalami hambatan dalam mencoba membawa diri agar bisa l diterima orang lain, bahkan pada tidak jarang mengalami stres dalam proses adaptasi.



MEKANISME PENYESUAIAN DIRI & PERTAHANAN DIRI  


Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak bisa terlepas dari pergaulan dimasyarakat,  namun tidak semua orang bisa dengan mudah masuk dalam lingkungan pergaulan yang baru. Ada sebagian orang yang mengalami hambatan dalam mencoba membawa diri agar bisa l diterima orang lain, bahkan pada tidak jarang mengalami stres dalam proses adaptasi.  Dan jika seseorang  merasakan tekanan dalam dirinya maka sikap perilaku dan langkah yang diambil  yaitu dengan mencoba beradaptasi  atau menyesuaikan diri  atau bertahan melindungi  diri.

MEKANISME PENYESUAIAN DIRI
Penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan atau keinginan diri (Menurut W.A.Gerungan). Sedangkan menurut Soeharto Heerdjan penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan.

Kesulitan dan hambatan yang dialami seseorang adakalanya dapat menimbulkan stres. Stres menurut Hans Selye adalah reaksi tubuh yang tidak khas atas setiap tuntutan yang dihadapi. Dadang Hawaru mendifinisikan stres sebagai suatu bentuk ketegangan yang mempengaruhi fungsi alat-alat tubuh.  Jadi stres adalah reaksi  tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan dan ketegangan dan lain-lain. Stres dapat terjadi apabila  tuntutan didri/keinginan tidak terpenuhi. 

Terdapat beberapa jenis stres menurut penyebabnya, antara lain:
1. Stres fisik :   temperatur, suara, beban sinar, arus listrik.
2. Stres kimia : Asam, basa, obatan, zat beracun, hormon, gas dan sebagainya.
3. Stres mikrobiologik : Virus,  bakteri, parasit
4. Stres fisiologis: Gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, sistematik.
5. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan: Pubertas, perkawinan, ketuaan.
6. Psikik/emosional: Hubungan interpersonal, sosial budaya, keagamaan.


Kemampuan sesorang untuk menahan stres sangat tergantung kepada sifat dan hakikat (intensitas lamanya, lokal atau general) dan sifat individu (terutama yang menyangkut proses adaptasi).

Adaptasi
Adalah perubahan anatomik, psikologik, dan fisiologik dalam diri seseorang yang terjadi sebagai  akibat  terhadap strs. Adaptasi merupakan pertanahan yang didapat sejak lahir atau dipelajari untuk mengatasi stres dengan cara membatasi  tempat terjadinya, mengurangi atau menetralisir pengaruhnya.

Ada  2 macam adaptasi, yaitu:
1. Adaptasi secara fisiologik, terjadi secara lokal atau umum
2. Adaptasi secara psikologik, bisa terjadi:
        a.Secara sadar individu mencoba memecahkan menyesuaikan diri dengan masalah
        b.Secara tidak sadar menggunakan mekanisme pertahanan diri (defensif mekanisme)
        c.Menggunakan gejala fisik (konvensi) atau psikofisiologik/psikosomatik.


MEKANISME PERTAHANAN DIRI
Menurut Wolf dkk:  Mekanisme pertahanan diri adalah proses tidak sadar yang dipakai untuk melindungi diri dari kecemasan. 
Jenis-jenis mekanisme pertahanan diri yang sering ditemui adalah:
1. Rasionalisasi:
 Suatu usaha untuk menghindari konflik jiwa dengan memberi alasan yang rasional.
2. Mengisar/displacement:
Adalah pemindahan tingkah laku yang lain bentuknya atau ke obyek lain.
3. Identikasi:
Cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dan membuatnya menjadi  kepribadiannya,  dia ingin serupa dengan orang lain dan bersifat seperti  itu.
4. Konpensasi:
Apabila seseorang tidak memperoleh kepuasaan disalah satu sektor kegiatan, lalu memperoleh kepuasan disektor kegiatan lainnya.
5. Over konpensasi (reaction formation):
Tingkah laku seseorang yang gagal mencapai tujuan,  dan dia tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan melupakan dan melebih lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan yang pertama.
6. Sublimasi:
Adalah  suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan yang positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan mengembangkan kegiatan yang konstruktif.  Penggantian obyek dalam bentuk bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat yang derajatnya lebih tinggi.
7. Proyeksi:
Adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat  batin sendiri  pada obyek diluar diri atau melemparkan kekurangan diri  atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu proyeksi  lebih rendah dari rasionalisasi.
Misalkan: ia membenci orang lain tetapi mengatakan orang  tersebut membenci dirinya.
8. Introjeksi:
Memasukkan dalam pribadi sifat-sifat dari pribadi orang  lain.
Misalkan:  Seorang wanita mencintai  seorang  pria, ia memasukkan pribadi pria tersebut  kedalam dirinya.
9. Reaksi konfersi:
Secara singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik.
Misal: Karena kurang siap menghadapi ujian, seseorang mengalami ketegangan lalu sering membuang air kecil.
10. Represi:
Adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan kedalam alam tidak sadar dan sengaja dilupakan. 
Misalkan:  kita mencaba melupakan pengalaman pahit dimasa lalu, hal-hal yang ditekan ini akan tetap hidup di alam tidak sadar.
11. Supresi:
Yaitu menekan konflik, impuls-impuls yang tidak dapat diterima secara sadar.  Individu tidak mau memikirkan hal-hal  yang kurang menyenangkan bagi dirinya.
Misalkan:  Individu berkata “sebaiknya kita tidak lagi membicarakan hal itu”
12. Denial:
Adalah mekanisme perilaku terhadap sesuatu yang tidakk menyenangkan.
Misal:  Seseorang  dengan penyakit diabetes millitus, memakan semua makanan yang sebenarnya menjadi pantangan bagi dirinya.
13. Menarik diri:
Adalah mekanisme tingkah laku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi dan menarik diri dari pergaulan dengan lingkungannya.
14. Fantasi:
Apabila seseorang menghadapi konflik pribadi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfantasi.
15. Negativisme:
Adalah perilaku seseorang yang selalu bertentangan /menentang otoritas orang lain dengan tingkah laku tidak terpuji.
Misal: Seorang  anak remaja menentang orang tuanya dengan pelarian ke narkotika 
16. Sikap mengkritik orang lain:
Adalah bentuk tingkah laku pertahanan diri untuk menyerang orang lain. Tingkah laku ini termasuk tingkah laku agresif yang aktif (Terbuka).


Kebijakan dalam mencermati lingkungan dan mengenal diri sendiri adalah hal yang nantinya akan mempengaruhi seseorang bersikap dalam lingkungan yang baru.  Tentu banyak faktor harus dipertimbangkan seseorang dalam keputusan perilaku dan sikap yang ditunjukan. Semoga ulasan ini bermanfaat bagi  saudaraku semua agar bisa tepat dalam memposisikan diri dalam pergaulan tanpa harus menghilangkan identitas diri kita. 

“SEMOGA TULISAN INI BERMANFAAT..............”

Sumber : Kariyoso (Pengantar komunikasi bagi siswa perawat)

0 komentar:

Posting Komentar